Setiap tindakan selalu
mempunyai motivasi yang melatarbelakanginya. Motivasi adalah kemauan untuk
berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, impuls.
Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan sangat
besar menentukan perilaku seseorang. Teori motivasi yang sangat populer adalah
teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia
dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya.
Menurut Maslow terdapat lima kategori kebutuhan manusia, yaitu: physiological needs, safety (security),
social (affiliation), esteem (recognition), dan self actualization. Bila satu tingkat kebutuhan sudah
terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun ini
tidak berarti tingkat kebutuhan yang lebih rendah harus terpenuhi semuanya
secara memuaskan. Bisa saja kebutuhan lebih rendah belum dapat memuaskan sama
sekali, tetapi sudah muncul tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi.
Longenecker menyatakan untuk
mendapatkan rewards wirausaha harus
bekerja keras, mendapat stress pribadi, dan menghadapi bahaya akan kegagalan
usaha. Ia membagi rewards ini dalam tiga
kategori yaitu laba, kebebasan, dan kepuasan cara hidup.
Dan Steinhoff dan John F.
Burgess (1993:6) berdasarkan teori motivasi memberikan tujuh motif alasan orang
berhasrat menjadi wirausaha :
· The desire for
higher income
· The desire for a
more satisfying career
· The desire to be
self-directed
· The desire for
prestige that comes to being a business owner
· The desire to run
with a new idea or concept
· The desire to build
long-term wealth
· The desire to make
a contribution to humanity or to a specific cause.
Dalam “Enterpreneurs Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita
(1994:8), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yakni :
· Alasan keuangan.
· Alasan sosial.
· Alasan pelayanan.
· Alasan memenuhi diri.
Menurut Zimmerer (Zimmerer, 1996:3) ada beberapa peluang
yang dijadikan motivasi yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu :
· Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
· Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
· Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
· Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.
· Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan
utnuk menghargai usaha-usaha seseorang.
Sujuti Jahja (1977)
menambahkan ada empat nilai motivasi kewirausahaan dengan ciri masing-masing,
sebagai berikut :
· Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh
materi, ciri-cirinya pengambil risiko, terbuka terhadap teknologi, dan
mengutamakan materi.
· Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan
untuk mengejar materi. Wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung
jawab, pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.
· Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya berhasil.
· Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya berhasil.
· Wirausaha berorientasi pada non materi, dengan bekerja
berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman,
berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara
leluhur.
Jadi dari begitu banyak
motivasi seseorang dalam keinginan mendirikan suatu usaha, diantara
alasan-alasan tersebut adalah kesempatan untuk menentukan nasib sendiri,
kesempatan untuk mengaktualisasikan potensi diri, kesempatan meraih manfaat
finansial, kesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat, untuk
mendapatkan pengakuan dari masyarakat
Sumber:
http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=234:motivasi-kewirausahaan&catid=86:proses-kewirausahaan&Itemid=70
Tidak masalah berapa kali Anda gagal. Tidak masalah
berapa kali Anda hampir sampai.Tidak ada yang akan tahu atau peduli dengan
kegagalan-kegagalan Anda, dan demikian juga dengan Anda. Yang harus Anda
lakukan adalah belajar dari mereka dan orang-orang di sekitar Anda. Yang
menjadi masalah dalam bisnis adalah bagaimana Anda melakukannya dengan benar
hanya sekali saja. Maka setiap orang akan mengatakan betapa beruntungnya diri
Anda.
(Mark Cuban)
(LESTARI NUR AISYAH) ^_^
170103120057
0 comments:
Post a Comment